Wednesday, 21 October 2015

Seni Sastra: Pengalaman Mengharukan?



Akibat Miopia

Sekarang, saya ingin menceritakan satu pengalaman yang cukup menyedihkan. Tahu ceritanya? Ketika saya ditilang polisi. Berawal di halaman rumah, ketika saya akan pergi mendaftar kursus.
“Bu, saya berangkat! Assalamualaikum,” kata saya.
“Iya, Waalaikumsalam,” kata ibu.
ngengggg..

Dari Jalan A. Yani sampai depan Jalan Gatot Subroto ada yang aneh, karena jalannya ditutupi sebagian. Berputarlah saya melalui Jalan Veteran. Kemudian belok ke arah kanan, ke Jalan Gatot Subroto. Tapi kemudian saya kembali bingung, kenapa jalan arah ini agak sepi.
Tibalah di tempat kursus. Di sana saya tidak langsung mendaftar, hanya sekadar bertanya saja seperti apa kursusnya, tempat, harga, dan waktu kursus. Nah, ketika saya pulang dari Jalan Gatot ingin belok kiri, saya dihampiri seorang polisi.
 “Selamat malam, Pak! Silakan masuk ke dalam pos,” kata polisi.
Saya sangat gugup karena kunci sepeda motor saya langsung diambil. Kemudian saya bertanya.
“Apa salah saya, Pak?!”
“Anda tidak melihat di sana ada rambu larangan berbelok ke arah kiri?” kata polisi tersebut membalas.

“Di mana, Pak? Saya tidak melihat,” kata saya kebingungan.
“Itu, di depan Jalan A. Yani sebelum belok ke arah sini dan dekat pos ini,” sahut polisi.
“Benarkah? Saya tidak melihat, Pak! Mungkin karena saya miopia,” kata saya dengan malu.
 Ternyata, ada juga yang bernasib sama, seorang wanita di samping saya ini sepertinya juga menjadi korban tilang, dia sedang menelepon seseorang, mungkin ayahnya. Akhirnya, polisi itu menyuruh saya besok hari untuk datang ke Polresta Banjarmasin untuk mengambil SIM yang disita dan membayar denda.

No comments:

Post a Comment