Bagi bocah di
era 1980-an, sosok Si Unyil tidaklah asing. Pada masa itu, tokoh dalam film
boneka kayu ini di gambarkan sebagai bocah cerdas dan dewasa yang hidup di
sebuah kampung nan damai bernama Sukaramai.
Tayangan Pusat
Produksi Film Nasional (PPFN) yang menggambarkan keharmonisan dengan
aneka karakter seperti Ucrit, Usro, Meilani, Pak Ogah dan Pak Raden ini
menyapa pemirsa TVRI setiap Minggu pagi. Kini tokoh-tokoh tersebut diangkat
kembali di stasiun televisi Trans 7 dengan tajuk
Laptop Si Unyil.
Pada episode
ke-22 mendatang, tayangan itu mengangkat topik perahu. Berbicara soal perahu, masyarakat
Banjar-lah jagonya, karena dekat dengan budaya air. Salah satu
yang unik adalah keahlian bocah-bocah menjalankan perahunya. Ada juga aksi
lompat indah dan berselancar di atas sungai.
Untuk mengambil
momen terpenting dari aktivitas masyarakat Banjar, pagi-pagi buta
produser merangkap kemerawan tersebut mendokumentasikan keramaian Pasar
Terapung di Lok Baintan, Kabupatin Banjar.Selesai di Pasar Terapung, kru
bertolak ke salah satu pulau di tengah-tengah ”Sungai Barito” yakni
Pulau Sewangi yang masuk Kabupatin Batola guna melihat proses pembuatan Jukung.
Si Unyil akan
menjelaskan bahwa fungsi perahu tidak hanya sebagai alat transportasi tetapi
juga menjadi media transaksi beragam kebutuhan masyarakat seperti yang ada di
Banua. Keceriaan dan aktivitas anak-anak sungai, juga tak luput dari sorotan
kamera.
(B.
Post, 21 Maret 2007 dengan perubahan seperlunya)
No comments:
Post a Comment